Diberdayakan oleh Blogger.

RumahService

BlackBerry
Samsung Android


Sunat Tidak Bermanfaat Bagi Wanita

Sunat atau khitan terhadap perempuan tetap menyebabkan kontroversi. Beberapa masyarakat berasumsi, sunat pada perempuan sama bermanfaatnya, seperti layaknya terhadap pria.

Tetapi dari sudut pandang medis, sunat wanita sesungguhnya hanya sedikit faedahnya, tetapi lebih banyak dampak negatifnya. Seperti masalah yang menimpa seorang bocah wanita asal Mesir belum lama ini contohnya, yaitu bukti bahwa prosedur sunat pada wanita dapat mengundang maut? Suhair Al-bataa wanita berumur 13 tahun meninggal dunia ketika disunat di sesuatu desa terpencil di provinsi Daqahliya, di timur laut Kairo.

Menurut urolog dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Dr. Arry Rodjani, Sp.U, sunat pada perempuan tidak sama dengan pria, baik dari segi prosedur ataupun manfaatnya. Oleh karena itu juga, ia tidak merekomendasikan prosedur sunat pada wanita dikarenakan semakin banyak risiko dan dampak buruknya.

"Sunat pada wanita tidak manusiawi. wanita dan pria tidak sama, sehingga tidak dapat dapat disamakan pada semua hal," tuturnya seperti yang dimuat oleh Kompas, Selasa ( 11/6/2013 ).

Arry menjelaskan, jikalau dilakukan, sunat pada kaum wanita cuma merupakan normalitas. Prosedur sunat pada wanita dilakukan dengan cara menggores pada sisi ujung klitoris. Hal ini tidak sama dengan sunat pada pria yang memotong sisi ujung kulit penis.

Pada pria, prosedur sunat bisa mendatangkan faedah diantaranya bisa menurunkan risiko terkena infeksi penyakit saluran kemih, herpes kelamin, human papilloma virus (HPV), serta kanker penis.

Namun tindakan sunat pada wanita, berdasarkan dari sebagian penelitian ilmiah, justru dapat menyebabkan dampak negatif, baik untuk periode pendek ataupun periode panjang.

Di antaranya yaitu penelitian dari IPFF (2001) serta studi dari Raymond, Mohamus A dan Ali N  (2010) yang dikutip dari buku Khitan Perempuan : Dari Sudut Pandang Sosial, Budaya Kesehatan dan Agama? Menyebutkan bahwa sunat wanita bisa menimbukan sebagian risiko serius diantaranya pendarahan yang bisa menyebabkan shock serta kematian, tetanus, gangrene, rusaknya organ seksual, retensi urin, disfungsi seksual, disfungsi haid, infeksi saluran kemih, inkontinensia urin sampai trauma psikologis.

Arry menegaskan, bila terus diterapkan, sunat pada wanita di kuatirkan dapat mengganggu gairah seksualnya saat beranjak dewasa. Penurunan gairah pada wanita bisa berlangsung karena hilangnya tempat yang peka pada organ seksual.

Sunat pada wanita, kata dia, tidak mendatangkan faedah dikarenakan tidak punya pengaruh pada risiko penularan penyakit. Hal ini terjadi karena saluran pembuangan serta kelamin pada wanita tidak sama.

Menurut Arry, sunat pada wanita cuma barangkali dilakukan apabila berlangsung kelainan kongenital atau kelainan bawaan. Contohnya, ada kulup yang demikian lebar yang menutupi paling sensitif maupun wujud klitoris yang terlampau besar.

"Itupun kita lakukan bedah rekonstruksi, yang dilakukan bersama dokter bedah plastik. Saya sendiri menyebutkan tak ada faedah nyata pada sunat wanita," tuturnya.